Category Archives: Monumen

10. Monumen Ambarawa

Monumen Palagan Ambarawa ini merupakan salah satu bangunan sebagai simbol untuk mengenang pertempuran yang terjadi di Ambarawa pada tangal 12 Desember – 15 Desember 1945. Kala itu pasukan sekutu yang sudah terdesak kalah di magelang dan lari ke Ambarawa, saat itu pasukan TKR yang dipimpin oleh Kolonel Soedirman atau yang kita kenal dengan Jendral Soedirman berhasil mengalahkan tentara sekutu tersebut pada tanggal 15 Desember 1945. Dan saat ini tanggal tersebut diperingati sebagai hari Infanteri.

Monumen Palagan Ambarawa didirikan pada tahun 1973 yang telah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 15 Desember 1974. Sedangkan gambaran singkat tentang sejarah pertempuran yang terjadi di Ambarawa tersebut dapat dilihat pada relief yang berada pada bagian bawah monumen tersebut.

9. Monumen Monas

Monumen Nasional yang biasa disebut Monas merupakan sebuah tugu peringatan kegigihan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Hindia Belanda yang kejam. Monumen ini didirikan pada tahun yang sama dengan peresmian gerakan Pramuka.Tentu saja sebuah monumen semegah Tugu Monas tidak didirikan tanpa tujuan. Ada fungsi dan tujuan besar yang mendasari pembangunan tugu tersebut. Semua ide awal pembangunan ini bermula dari keinginan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno.  Keinginan mengembalikan kehormatan RI dan menunjukkan wibawanya di mata rakyat sendiri dan dunia internasional. Karenanya bangunan ini akan diletakkan di depan istana merdeka.Merdeka_Square_Monas_02

8. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Tujuan dibangunnya Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat adalah sebagai Museum Sejarah Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat dikenal oleh masyarakat dengan istilah “Monju” (Monumen Perjuangan). Monju memiliki koleksi yang peristiwa-peristiwa kesejarahan di wilayah Jawa Barat yang ditata di ruangan pameran tetap. Koleksi berupa diorama-diorama dan relief-relief kesejarahan Jawa Barat. Akan tetapi koleksi tersebut sangat kurang memadai dan hingga sekarang koleksinya belum bertambah..  Monju belum mengelola koleksi, merawat, dan memublikasikan koleksi secara optimal.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 menyatakan museum mempunyai tugas pokok menyimpan, merawat, dan memanfaatkan benda-benda bukti hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. 

6. Monumen Arek Lancor

Sama halnya dengan monumen – monumen yang ada di daerah lainnya, Monumen Arek Lancor yang di bangun di maksudkan agar para generasi muda Pamekasan tidak akan pernah lupa bagaimana beratnya perjuangan para pahlawan. Bertempur dengan seluruh raga dan kemampuan demi masa depan yang cerah generasi berikutnya.
Monumen Arek Lancor ini berbentuk tugu, Arek Lancor sendiri jika dalam bahasa Indonesia di kenal sebagai sebuah alat tajam sedangkan Arek dan Lancor memiliki perbedaan khususnya pada fungsinya bagi para masyarakat Pamekasan. Dua alat tajam yang berada di puncak monumen ini melambangkan nilai – nilai etnik masyarakat Pulau Madura khususnya masyarakat Pamekasan yang terkenal dengan keras, tegas dan berani dalam mempertahankan hak mereka.

5. Monumen Jayandaru

Monumen Jayandaru, merupakan ikon baru yang baru saja dipasang di alun-alun. Sidoarjo mulai bebenah, alun-alun yang dulunya banyak pedagang kaki lima sekarang sudah bebas dari PKL. Mereka dipindahkan ke daerah GOR dan sebagian pedagang menggelar lapak di pasar kaget Gading Fajar.
Dinamakan monumen Jayandaru karena Jayandaru berarti wahyu kejayaan, PEMKAB Sidoarjo mengharap Sidoarjo mengalami masa kejayaan di masa datang.
Monumen Jayandaru ini bakalan jadi ajang selfie baru bagi warga Sidoarjo :). Apalagi alun-alun sekarang sudah dipasang beberapa gazebo yang bisa digunakan duduk dan berbincang dengan keluarga.  Di bagian depan alun-alun, berdekatan dengan monumen Jayandaru disediakan taman bermain buat anak-anak.Walau awalnya monumen Jayandaru, pemasangan patung di bawahnya ini sempat menjadi polemik.Ada beberapa tokoh islam yang tak setuju dengan wacana patung tersebut. Sebab patung ini dianggap tak sesuai dengan kondisi Sidoarjo yang terkenal sebagai kota santri. Tokoh ulama Sidoarjo mengatakan kalau patung yang akan dipasang ini tidak sesuai dengan keberadaan lafadz Asmaul Husna di sepanjang jalan protokol Sidoarjo.Tapi monumen Jayandaru tetap dilanjutkan penggarapannya, bahkan sekarang tinggal finishing. Tinggi monument Jayandaru kurang lebih 25 meter.